Headlines News :

POPULAR POST

Setting NanoStation M2 sebagai Access Point

NanoStation M2
NanoStation M2 adalah produk populer di indonesia. Produk ini dikenal efisien karena sudah terintegrated dengan antena dual polarity 10dBi. Power yang di miliki oleh nanostation M2 ini sebesar 26 db atau 400 mw, sehingga daya jelajahnya dapat mencapai kiloan meter tanpa perlu menggunakan antena tambahan. Perbedaan yang signifikan dari access point lainnya adalah produk dari kanada ini memiliki lampu indikator signal strength, sehingga memudahkan untuk melihat kualitas sinyal tanpa perlu masuk ke web konfigurasinya. 

Kekurangan dari NanoStation M2 ini tidak dilengkapi dengan manual yang biasa di berikan oleh access point lainnya, baik itu berupa CD manual maupun dalam bentuk buku. Dan untuk mencari di situs resminya juga kesulitan tentang konfigurasinya.
Agar dapat masuk ke halaman konfigurasi masuk melalui browser dan ketikkan 192.168.1.20 pada url, apabla telah muncul username dan password masukkan dengan "ubnt". Produk ini memiliki 4 mode yaitu station, station WDS, Access Point, dan Access Point WDS, tetapi kabarnya produk ini baik digunakan sebagai client saja. Kalau sebagai access poin masih terdapat bug yang harus diperbaiki, kalau mau dipaksa untuk digunakan sebagai AP harus mengupgrade firmwarenya ke firmware DDWRT yang sudah mengeluarkan rilis khusus untuk NanoStation, dan dapat di download pada http://dd-wrt.com/dd-wrtv3/dd-wrt/downloads.html.
Produk ini dapat dilakukan banyak konfigurasi yang unik dari radio yang berchipsetkan Atheros ini diantaranya kita bisa menset manual Country Code, Rate Power maximal ke 26dBm, Rate Mode, Rate Algorithm, Noise Immunity, uniknya lagi dapat dilakukan set range daya jangkau jelajahnya berdasarkan mile atau kilometer. Pada mode station ada fitur menarik yakni MAC Clone, untuk mengcloning NanoStation yang kita miliki memiliki MAC Address yang berbeda, dimana memungkinkan penggunannya bisa berbuat curang. Selain itu ada beberapa tool yang tersedia antara lain tool untuk test ping, traceroute, dan test speed, jadi dengan harga yang cukup terjangkau di kelasnya, sudah dapat memiliki radio wireless yang powerfull ditambah banyaknya fitur menarik yang ditawarkan, meskipun terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki.
Jendela TCP/IP

Nah tanpa basa basi lagi langsung kita masuk kedalam settingan dari NanoStation M2.

1. Langkah pertama, hubungkan NanoStation ke komputer dengan kabel Crossover. Secara defaultnya Ip address milik NanoStation M2 adalah 192.168.1.20, agar dapat terhubung maka IP komputer harus berada pada satu jaringan dengan NanoStation.

Connect to 192.168.1.20
2. Langkah kedua, buka NanoStation M2 melalui browser arahkan ke Ip 192.168.1.20 maka akan terbuka jendela username dan password, lalu masukkan "ubnt" sebagai username dan passwordnya.



Link Setup
3. Langkah Ketiga, Setting pada link Setup
- Wireless Mode : Access Point. Option access point dipilih karena nanostation nantinya akan digunakan sebagai access point.
- SSID : UBNT-HUKUM_01. SSID merupakan ID dari nano station. ID ini akan terlihat pada list item komputer user yang akan memilih access point untuk mengakses internet.
- Channel : 11 - 2462 MHz. Pemilihan channel harus berbeda dengan channel NanoStation.
- Country Code = Indonesia, Republic of
- Output Power : 26 dBm (maksimum)
- Data Rate : 54 Mbps (maksimum)
Setelah selesai melakukan settingan jangan lupa pilih Change untuk menyimpan settingan.
Tab Network
4. Setting pada Network.
- Network Mode : Bridge
- Bridge IP Address : Static. Option static dipilih agar bisa mengatur
   IP Address NanoStation secara manual.
- IP Address : 192.168.1.20
- Netmask : 255.255.255.0
- Gateway IP : 1922.168.1.1
- Primary DNS IP : 0.0.0.0 (default)

5. Pilih Change untuk menyimpan komfigurasi
Jendela Simpan
6. Setting pada tab Advanced
- Distance : 35,2 miles (maksimum)
- Antena Setting : Adaptive
Tab Advanced
7. Pilih Change untuk menyimpan hasil konfigurasi
Jendela Simpan
8. Setting pada konfigurasi tab Services. Pada Tab Services ini tidak perlu dilakukan perubahan.
Tab Services
9. Settingan pada konfigurasi tab System. Pada Tab System ini tidak perlu dilakukan perubahan.
Tab System
10. Langkah terakhir adalah memastikan letak dan posisi NanoStation M2 yang cocok sehingga sinyal dapat  terpancar secara efektif ke tempat-tempat yang membutuhkan sinyal wifi.

BERBAGAI JENIS KAPAL SELAM TERCANGGIH DI DUNIA


Kapal selam memiliki peranan penting dalam menjaga suatu negara dari serangan musuh yang datang dari laut. Untuk memperkuat angkatan laut suatu negara, sudah pasti beberapa negara di seluruh dunia berlomba-lomba menciptakan kapal selam yang lebih modern dengan persenjataan yang lebih canggih lagi.

Namun, di antara banyak jenis kapal selam yang dimiliki setiap negara di seluruh dunia, negara manakah yang memiliki kapal selam paling modern, canggih dan mematikan di dunia? Berikut 10 kapal selam paling canggih dan mematikan di dunia, seperti dilansir Military-Today.com.

10. Kelas Oscar II - Rusia


Kapal selam dari kelas Oscar II merupakan kapal selam rudal jelajah milik Soviet atau Rusia yang bertenaga nuklir (SSGNs). Kapal selam ini juga merupakan kapal selam terbesar ketiga di dunia dalam hal panjang.

Oscar II dipersenjatai dengan Granit 24 P-700, rudal jelajah supersonik yang memiliki jangkauan mencapai 550 km. Kapal selam ini juga dilengkapi dengan dua tabung torpedo 650 mm dan empat tabung torpedo 533 mm. Senjata ini memiliki dua fungsi yakni sebagai rudal atau juga bisa sebagai anti-rudal dari serangan kapal musuh.

9. Kelas Ohio - Amerika Serikat


Kapal selam dari kelas ini pada awalnya dirancang untuk membawa rudal balistik antarbenua (SSBNs). Namun pada tahun 2002-2009, Angkatan Laut AS mengkonversi empat kapal selam yang sudah tua menjadi kapal selam rudal jelajah (SSGNs).

Empat kapal selam itu yakni Ohio, Michigan, Florida dan Georgia yang dikonversi dengan mengganti rudal Trident dengan 7 rudal kecil Tomahawk. Setiap kapal selam yang sudah dikonversi mampu membawa hingga 154 rudal Tomahawak. Dan juga terdapat tabung 533 mm untuk torpedo Mk. 48.

8. Kelas Soryu - Jepang


Tidak seperti kapal selam lainnya yang bertenaga nuklir, kapal selam milik Jepang ini memiliki propulsi diesel listrik. Kapal selam ini juga dilengkapi dengan sistem propulsi udara independen. Negeri samurai ini merupakan satu-satunya negara yang menggunakan kapal selam dari kelas Soryu ini.

Sistem propulsi udara tersebut memungkinkan kapal selam ini untuk menyelam lebih lama tanpa harus ke permukaan untuk mengisi daya. Bahkan karena sistem tersebut, kapal selam ini mampu berada di bawah laut selama mingguan.

Kapal selam ini juga memiliki desain hidrodinamik dan dilengkapi dengan lapisan anechoic. Sayangnya persenjataan kapal selam ini sangatlah terbatas.

7. Kelas Akula - Rusia


Pada akhir tahun 1980-an, Uni Soviet meluncurkan beberapa kapal selam dari kelas Akula. Kelas Akula ditandai dengan peningkatan yang signifikan dalam hal desain kapal dibandingkan kapal-kapal sebelumnya.

Kapal selam penyerang ini memiliki empat tabung torpedo 650 mm dan empat tabung 533 mm. Peningkatan dari versi sebelumnya juga membuat sensor kapal selam ini jadi lebih baik lagi.

6. Kelas Los Angeles - Amerika Serikat


Angkatan Laut Amerika Serikat saat ini mengoperasikan 40 kapal selam tua dari kelas Los Angeles. Kapal selam ini terbukti menjadi platform Anti-submarine warfare (ASW) terbaik yang dimiliki AS.

Peningkatan kapal selam dari jenis ini pertama kali ditugaskan pada tahun 1988. Dan kapal selam ini jauh lebih tenang dibandingkan dengan versi sebelumnya. Belum lagi kapal selam ini dilengkapi dengan berbagai macam senjata mematikan, termasuk torpedo Mk. 48, Sub-Harpoon rudal anti-kapal dan rudal jelajah darat Tomahawk.

5. Kelas Sierra II - Rusia


Kapal selam jenis ini memiliki dua lambung titanium yang ringan dan kuat. Sierra II dapat beroperasi pada kedalaman yang sangat dalam dan memiliki pertahanan yang kuat dari serangan torpedo musuh.

Senjata-senjata yang dibawanya juga sangat ampuh, seperti Torpedo, SS-N-15 Starfish atau SS-N-16 Stallion anti-rudal, dan SS-N-21 Samson rudal jelajah.

4. Kelas Graney - Rusia


Ini merupakan kapal selam penyerang terbaru bertenaga nuklir yang dimiliki Rusia. Dan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan kapal selam dari kelas Akula.

Severodvinsk, nama kapal selam ini, memiliki 24 tabung peluncuran vertikal untuk rudal jelajah, termasuk P-800 Oniks, rudal jelajah yang memiliki jangkauan hingga 300 km. Dan juga terdapat delapan tabung torpedo 650 mm yang memiliki fungsi untuk menyerang atau menangkal torpedo kapal musuh.

3. Kelas Astute - Inggris


Kapal selam bertenaga nuklir dari kelas Astute pertama kali ditugaskan dengan Royal Navy pada tahun 2010. Sejauh ini sudah ada tujuh kapal selam jenis ini yang akan menggantikan kapal dari kelas Swiftsure.

Kapal ini mampu membawa lebih banyak senjata dari kapal sebelumnya dari kelas Trafalgar. Senjata-senjata itu termasuk enam tabung torpedo 533 mm yang digunakan untuk meluncurkan torpedo Spearfish, Sub-Harpoon anti-rudal dan rudal jelajah Tomahawk.

Rudal jelajah Tomahawk Block VI yang dimiliki kapal selam ini memiliki jangkauan hingga 1.700 km dan dapat mengahncurkan kapal musuh dalam sekejap.

2. Kelas Virginia - Amerika Serikat


Kapal selam dari kelas Virginia milik Angkatan Laut AS ini merupakan kapal selam bertenaga nuklir yang merupakan penerus dari kapal selam kelas Los Angeles. Kapal selam ini dirancang menjadi lebih kecil, dan lebih fleksibel lagi.

Kelas Virginia ini dilengkapi dengan teknologi baru yang dirancang dengan lapisan anechonic. Kapal ini juga dilengkapi dengan dengan 12 sistem tabung peluncur vertikal (VLS). Tabung itu digunakan untuk meluncurkan rudal darat Tomahawak dengan jangkauan mencapai 1.700 km.

Selain itu, kapal selam ini juga dapat digunakan untuk operasi khusus yang memungkinkan sembilan orang untuk masuk dan keluar kapal selam ini.

1. Kelas Seawolf - Amerika Serikat


Kapal selam paling mematikan sekaligus sangat mahal datang dari kelas Seawolf milik Amerika Serikat. Mesin penghancur masal ini dimaksudkan untuk mencari dan menghancurkan kapal selam rudal balistik yang dimiliki Soviet, seperti kapal selam dari kelas Typhoon dan Akula.

Dijuluki dengan kapal selam paling tenang di dunia, Seawolf mampu menyelam dalam keadaan cepat tanpa menghasilkan suara bising. Dan juga kapal selam ini dapat beroperasi di bawah es kutub.

Persenjataan yang dimiliki kapal selam dari kelas ini juga tak jauh berbeda dengan persenjataan kapal selam dari kelas Virginia.

Setting Antena Nano Station sebagai Reapeter WDS


Beberapa hari ini saya sedang mencoba menggunakan radio WiFi baru (Access Point) keluaran dari UBNT (Nano Station 2) untuk link koneksi internet saya di rumah. Berbekal cerita dari teman-teman yang menggunakan pernagkat ini, akhirnya terpikat juga untuk mencoba menggunakan. Sekilas Radio WiFi UBNT ini mirip dengan Radio Motorola, dan berbeda jauh dengan radio Access Point pada umumnya. NanoStation memang sudah didesign untuk keperluan Ourdoor dengan dilengkapi antenna internal dengan polarisasi yang bisa diatur dari softwarenya.

ubnt_nano_station_2_bagus
Default IP untuk produk UBNT adalah user ubnt dan password juga ubnt. Pada saat awal, UBNT bisa diakses selayaknya Access Point biasa dengan alamat IP default 192.168.1.20.radio_wifi_ubnt_nanostation2
Tapilan halaman awal NS2
radio_wifi_ubnt_alligngment_antenna Jika diperlukan pengaturan arah antena lebih tepat, bisa menggunakan fitur “Align Antenna”. Bisa untuk mengatur tingkat sensitivitas, kualitas sinyal akan lebih terlihat dengan melihat angkat (dB) dan Bar Lampu sinyal. Ini tidak akan mengurangi/menambah sinyal WiFi yang sebenarnya, hanya mempermudah kita dalam “pointing saja”.  Ada toblol yang bisa digeser ke kanan dan kiri sambil kita bisa menatur posisi antenna.
ubnt_scan
Fitur lain yang penting adalah scaning, NS2 bisa dengan mudah men-scan wifi Access Point disekitarnya pada arah antena dan polarisasi yang telah diseting. NS2 bisa juga mendetekasi sinyal yang “invisible SSID” , Frekuesnis (tidak hanya kanal saja), Security (WEP, WPA, WPA2), sehingga lebih mudah menentukan kanal mana yang nantinya akan dipilih supaya tidak bertabrakan /interferensi.
ubnt_antena-seting
Pada bagian advance, Fitur lain dari NS2 adalah bisa melakukan pemilihan polarisasi antena dengan software : Horizontal, Vertical, Adaptive atau menggunakan antena external. Saya membandingkan NS2 ini dengan Senao+Anetna Grid 24 dB yang sebelumnay saya pasang. Saya lumayan kaget, karena NS2 dengan antena bawaan bisa sebanding dengan Senao+24 dB (grid China). Yang lebih pasti adalah NS2 ketika dipasangang di Tiang jauh lebih ringan. Masih ada beberapa fitur lain yang belum saya review, jika deperlukan, silahkan memberikan komentar/tanggapan/pertanyaan dibawah ini.
Update Tulisan : 11 juni 2009
Saya tambahkan sedikit karena ada pertanyaan dari : “Mau tanya cara set NS jadi AP gimana yasekedar info tambahan IP internet saya 202.130.x.x itu dari telkom
syukur2 kalau dalam bentuk gambar. jawaban boleh via japri ke samsuddin_biz@xzy . Cara Setting NS2 menjadi Acceess Point/Bridge, bisa masuk ke Menu : Link Setup –> Wireless Mode, bisa pilih :
  • Station (untuk mode Bridge /penerimanya AP)
  • Station WDS (Wireless Distribution System), Sistem WDS mirip dengan Repeater
  • Access Point (Mode AP)
  • Access Point WDS (Berfungsi gabungan antara AP dan WDS)
naso-station-mode-ap-bridge


Langkah Setting NanoStation M2




 NanoStation M2 adalah produk populer di indonesia. Produk ini dikenal efisien karena sudah terintegrated dengan antena dual polarity 10dBi. Power yang di miliki oleh nanostation M2 ini sebesar 26 db atau 400 mw, sehingga daya jelajahnya dapat mencapai kiloan meter tanpa perlu menggunakan antena tambahan. Perbedaan yang signifikan dari access point lainnya adalah produk dari kanada ini memiliki lampu indikator signal strength, sehingga memudahkan untuk melihat kualitas sinyal tanpa perlu masuk ke web konfigurasinya. 

Kekurangan dari NanoStation M2 ini tidak dilengkapi dengan manual yang biasa di berikan oleh access point lainnya, baik itu berupa CD manual maupun dalam bentuk buku. Dan untuk mencari di situs resminya juga kesulitan tentang konfigurasinya.
Agar dapat masuk ke halaman konfigurasi masuk melalui browser dan ketikkan 192.168.1.20 pada url, apabla telah muncul username dan password masukkan dengan "ubnt". Produk ini memiliki 4 mode yaitu station, station WDS, Access Point, dan Access Point WDS, tetapi kabarnya produk ini baik digunakan sebagai client saja. Kalau sebagai access poin masih terdapat bug yang harus diperbaiki, kalau mau dipaksa untuk digunakan sebagai AP harus mengupgrade firmwarenya ke firmware DDWRT yang sudah mengeluarkan rilis khusus untuk NanoStation, dan dapat di download pada http://dd-wrt.com/dd-wrtv3/dd-wrt/downloads.html.
Produk ini dapat dilakukan banyak konfigurasi yang unik dari radio yang berchipsetkan Atheros ini diantaranya kita bisa menset manual Country Code, Rate Power maximal ke 26dBm, Rate Mode, Rate Algorithm, Noise Immunity, uniknya lagi dapat dilakukan set range daya jangkau jelajahnya berdasarkan mile atau kilometer. Pada mode station ada fitur menarik yakni MAC Clone, untuk mengcloning NanoStation yang kita miliki memiliki MAC Address yang berbeda, dimana memungkinkan penggunannya bisa berbuat curang. Selain itu ada beberapa tool yang tersedia antara lain tool untuk test ping, traceroute, dan test speed, jadi dengan harga yang cukup terjangkau di kelasnya, sudah dapat memiliki radio wireless yang powerfull ditambah banyaknya fitur menarik yang ditawarkan, meskipun terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki.
Jendela TCP/IP

Nah tanpa basa basi lagi langsung kita masuk kedalam settingan dari NanoStation M2.

1. Langkah pertama, hubungkan NanoStation ke komputer dengan kabel Crossover. Secara defaultnya Ip address milik NanoStation M2 adalah 192.168.1.20, agar dapat terhubung maka IP komputer harus berada pada satu jaringan dengan NanoStation.

Connect to 192.168.1.20
2. Langkah kedua, buka NanoStation M2 melalui browser arahkan ke Ip 192.168.1.20 maka akan terbuka jendela username dan password, lalu masukkan "ubnt" sebagai username dan passwordnya.



Link Setup
3. Langkah Ketiga, Setting pada link Setup
- Wireless Mode : Access Point. Option access point dipilih karena nanostation nantinya akan digunakan sebagai access point.
- SSID : UBNT-HUKUM_01. SSID merupakan ID dari nano station. ID ini akan terlihat pada list item komputer user yang akan memilih access point untuk mengakses internet.
- Channel : 11 - 2462 MHz. Pemilihan channel harus berbeda dengan channel NanoStation.
- Country Code = Indonesia, Republic of
- Output Power : 26 dBm (maksimum)
- Data Rate : 54 Mbps (maksimum)
Setelah selesai melakukan settingan jangan lupa pilih Change untuk menyimpan settingan.
Tab Network
4. Setting pada Network.
- Network Mode : Bridge
- Bridge IP Address : Static. Option static dipilih agar bisa mengatur
   IP Address NanoStation secara manual.
- IP Address : 192.168.1.20
- Netmask : 255.255.255.0
- Gateway IP : 1922.168.1.1
- Primary DNS IP : 0.0.0.0 (default)

5. Pilih Change untuk menyimpan komfigurasi
Jendela Simpan
6. Setting pada tab Advanced
- Distance : 35,2 miles (maksimum)
- Antena Setting : Adaptive
Tab Advanced
7. Pilih Change untuk menyimpan hasil konfigurasi
Jendela Simpan
8. Setting pada konfigurasi tab Services. Pada Tab Services ini tidak perlu dilakukan perubahan.
Tab Services
9. Settingan pada konfigurasi tab System. Pada Tab System ini tidak perlu dilakukan perubahan.
Tab System
10. Langkah terakhir adalah memastikan letak dan posisi NanoStation M2 yang cocok sehingga sinyal dapat  terpancar secara efektif ke tempat-tempat yang membutuhkan sinyal wifi.

Ubuntu Big Data

Pengenalan Big Data

'Big Data', pastinya banyak di antara kita yang masih asing dengan istilah tersebut. Namun belakangan ini istilah 'Big Data' menjadi topik pembahasan dominan di bidang industri teknologi dan informasi (TI) dunia.

Awalnya Big Data adalah sebuah sistem teknologi yang diperkenalkan untuk menanggulangi 'ledakan informasi' seiring dengan semakin bertumbuhnya ekosistem pengguna perangkat mobile dan data internet. Pertumbuhan perangkat mobile dan data internet ternyata sangat mempengaruhi perkembangan volume dan jenis data yang terus meningkat secara signifikan di dunia maya.

Berbagai jenis data, mulai data yang berupa teks, gambar atau foto, video hingga bentuk data-data lainnya membanjiri sistem komputasi. Tentunya hal ini perlu jalan keluar. Dan Big Data adalah solusi yang kerap digaungkan beberapa waktu belakangan ini.

Sejatinya hingga saat ini belum ada definisi resmi dari istilah Big Data. Akan tetapi kemunculnya memang dianggap solusi dari fakta yang menunjukkan bahwa pertumbuhan data dari waktu ke waktu telah melampaui batas kemampuan media penyimpanan maupun sistem database yang ada saat ini.

Sementara itu IBM di situs resminya mendefinisikan Big Data ke dalam tiga istilah yaitu volume , variety , dan velocity. Volume di sini berkaitan dengan ukuran media penyimpanan data yang sangat besar atau mungkin tak terbatas. Sementara variety berarti tipe atau jenis data yang dapat diakomodasi. Sedangkan velocity dapat diartikan sebagai kecepatan proses.

Dengan begitu, Big Data dapat diasumsikan sebagai sebuah media penyimpanan data yang menawarkan ruang tak terbatas, serta kemampuan untuk mengakodasi dan memproses berbagai jenis data dengan sangat cepat.

Di sektor bisnis Big Data, Google bisa dikatakan sebagai pelopor. Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California itu di tahun 2006 sempat memperkenalkan Google Bigtable. Bigtable merupakan sistem database berskala besar dan cepat yang digunakan Google untuk mengolah berbagai jenis data dari berbagai layanan, termasuk data dari layanan mesin pencari berbasis internet milik mereka.

Setelah Google, jejaring sosial milik Mar Zuckerberg, Facebook, pun menerapkan sistem database sejenis untuk menangani melonjaknya pengguna layanan mereka. Dengan teknologi Big Data, Facebook tak pernah kesulitan untuk menangani peredaran data yang melonjak drastis dalam enam tahun terakhir yang berasal dari 1 miliar pengguna jejaring sosial mereka.


Instalasi Hadoop 2.6 di Ubuntu 14.04

Dalam bagian ini, kita akan mencoba menginstal satu-simpul Hadoop cluster yang didukung oleh Hadoop Distributed File System pada Ubuntu.

Langkah pertama 

Instalasi Java

Hadoop framework di tulis dalam bahasa programing java


k@laptop:~$ cd ~

# Update the source list
k@laptop:~$ sudo apt-get update

# The OpenJDK project is the default version of Java 
# that is provided from a supported Ubuntu repository.
k@laptop:~$ sudo apt-get install default-jdk

k@laptop:~$ java -version
java version "1.7.0_65"
OpenJDK Runtime Environment (IcedTea 2.5.3) (7u71-2.5.3-0ubuntu0.14.04.1)
OpenJDK 64-Bit Server VM (build 24.65-b04, mixed mode) 
 
Langkah kedua
Menambahkan dedicated Hadoop user

k@laptop:~$ sudo addgroup hadoop
Adding group `hadoop' (GID 1002) ...
Done.

k@laptop:~$ sudo adduser --ingroup hadoop hduser
Adding user `hduser' ...
Adding new user `hduser' (1001) with group `hadoop' ...
Creating home directory `/home/hduser' ...
Copying files from `/etc/skel' ...
Enter new UNIX password: 
Retype new UNIX password: 
passwd: password updated successfully
Changing the user information for hduser
Enter the new value, or press ENTER for the default
 Full Name []: 
 Room Number []: 
 Work Phone []: 
 Home Phone []: 
 Other []: 
Is the information correct? [Y/n] Y 
 
 
Langkah ketiga

Instalasi SSH
ssh memiliki dua komponen utama:

 1. ssh   : Perintah yang kita gunakan untuk terhubung ke mesin remote - klien.
 2. sshd : The daemon yang berjalan di server dan memungkinkan klien untuk terhubung ke server.


Ssh yang pra-diaktifkan pada Linux, tetapi untuk memulai daemon sshd, kita perlu menginstal ssh pertama. Gunakan perintah ini untuk melakukannya:

k@laptop:~$ sudo apt-get install ssh 
 
Ini akan menginstal ssh pada mesin kita. Jika kita mendapatkan sesuatu yang mirip dengan berikut ini, kita dapat berpikir itu adalah setup dengan benar:

k@laptop:~$ which ssh
/usr/bin/ssh

k@laptop:~$ which sshd
/usr/sbin/sshd


Langkah keempat

Membuat dan Konfigurasi Sertifikat SSH

Hadoop membutuhkan akses SSH untuk mengelola node-nya, yaitu mesin remote ditambah mesin lokal kita. Untuk pengaturan single-node Hadoop kita, maka kita perlu mengkonfigurasi akses SSH ke localhost.

Jadi, kita perlu memiliki SSH dan berjalan pada mesin kita dan dikonfigurasi untuk memungkinkan SSH otentikasi kunci publik.

Hadoop menggunakan SSH (untuk mengakses node nya) yang biasanya akan meminta user untuk memasukkan password. Namun, persyaratan ini dapat dihilangkan dengan menciptakan dan menyiapkan sertifikat SSH menggunakan perintah berikut. Jika diminta untuk nama file biarkan kosong dan tekan tombol enter untuk melanjutkan.

k@laptop:~$ su hduser
Password: 
k@laptop:~$ ssh-keygen -t rsa -P ""
Generating public/private rsa key pair.
Enter file in which to save the key (/home/hduser/.ssh/id_rsa): 
Created directory '/home/hduser/.ssh'.
Your identification has been saved in /home/hduser/.ssh/id_rsa.
Your public key has been saved in /home/hduser/.ssh/id_rsa.pub.
The key fingerprint is:
50:6b:f3:fc:0f:32:bf:30:79:c2:41:71:26:cc:7d:e3 hduser@laptop
The key's randomart image is:
+--[ RSA 2048]----+
|        .oo.o    |
|       . .o=. o  |
|      . + .  o . |
|       o =    E  |
|        S +      |
|         . +     |
|          O +    |
|           O o   |
|            o..  |
+-----------------+


hduser@laptop:/home/k$ cat $HOME/.ssh/id_rsa.pub >> $HOME/.ssh/authorized_keys

Perintah kedua menambahkan kunci baru dibuat untuk daftar kunci yang berwenang sehingga Hadoop dapat menggunakan ssh tanpa disuruh untuk memasukan password.

Kita bisa memeriksa apakah ssh bekerja :

hduser@laptop:/home/k$ ssh localhost
The authenticity of host 'localhost (127.0.0.1)' can't be established.
ECDSA key fingerprint is e1:8b:a0:a5:75:ef:f4:b4:5e:a9:ed:be:64:be:5c:2f.
Are you sure you want to continue connecting (yes/no)? yes
Warning: Permanently added 'localhost' (ECDSA) to the list of known hosts.
Welcome to Ubuntu 14.04.1 LTS (GNU/Linux 3.13.0-40-generic x86_64)
... 
 
Langkah kelima

Menginstal Hadoop 

hduser@laptop:~$ wget http://mirrors.sonic.net/apache/hadoop/common/hadoop-2.6.0/hadoop-2.6.0.tar.gz 

hduser@laptop:~$ tar xvzf hadoop-2.6.0.tar.gz 
 
 
Kami ingin memindahkan instalasi Hadoop ke direktori /usr/local/Hadoop menggunakan perintah berikut:


hduser@laptop:~/hadoop-2.6.0$ su k
Password: 

k@laptop:/home/hduser$ sudo adduser hduser sudo
[sudo] password for k: 
Adding user `hduser' to group `sudo' ...
Adding user hduser to group sudo
Done. 
 

k@laptop:/home/hduser$ sudo su hduser
 
hduser@laptop:~/hadoop-2.6.0$ sudo mv * /usr/local/hadoop 
hduser@laptop:~/hadoop-2.6.0$ sudo chown -R hduser:hadoop /usr/local/hadoop 
 
Langkah keenam

Pengaturan Konfigurasi File



File-file berikut akan harus diubah untuk menyelesaikan pengaturan Hadoop:
  

  1. ~/.bashrc
  2. /usr/local/hadoop/etc/hadoop/hadoop-env.sh
  3. /usr/local/hadoop/etc/hadoop/core-site.xml
  4. /usr/local/hadoop/etc/hadoop/mapred-site.xml.template
  5. /usr/local/hadoop/etc/hadoop/hdfs-site.xml
1. ~/.bashrc:

Sebelum mengedit file .bashrc di direktori home kita, kita harus menemukan direktori mana Java telah dipasang untuk mengatur variabel lingkungan JAVA_HOME menggunakan perintah berikut:

hduser@laptop update-alternatives --config java
There is only one alternative in link group java (providing /usr/bin/java): /usr/lib/jvm/java-7-openjdk-amd64/jre/bin/java
Nothing to configure.

Sekarang kita dapat menambahkan berikut ke akhir ~ / .bashrc:

hduser@laptop:~$ vi ~/.bashrc

#HADOOP VARIABLES START
export JAVA_HOME=/usr/lib/jvm/java-7-openjdk-amd64
export HADOOP_INSTALL=/usr/local/hadoop
export PATH=$PATH:$HADOOP_INSTALL/bin
export PATH=$PATH:$HADOOP_INSTALL/sbin
export HADOOP_MAPRED_HOME=$HADOOP_INSTALL
export HADOOP_COMMON_HOME=$HADOOP_INSTALL
export HADOOP_HDFS_HOME=$HADOOP_INSTALL
export YARN_HOME=$HADOOP_INSTALL
export HADOOP_COMMON_LIB_NATIVE_DIR=$HADOOP_INSTALL/lib/native
export HADOOP_OPTS="-Djava.library.path=$HADOOP_INSTALL/lib"
#HADOOP VARIABLES END

hduser@laptop:~$ source ~/.bashrc

catatan bahwa JAVA_HOME harus ditetapkan sebagai direktori sebelum           '... /bin/':

hduser@ubuntu-VirtualBox:~$ javac -version
javac 1.7.0_75

hduser@ubuntu-VirtualBox:~$ which javac
/usr/bin/javac

hduser@ubuntu-VirtualBox:~$ readlink -f /usr/bin/javac
/usr/lib/jvm/java-7-openjdk-amd64/bin/javac

2. /usr/local/hadoop/etc/hadoop/hadoop-env.sh

Kita perlu mengatur JAVA_HOME dengan memodifikasi berkas hadoop-env.sh.

hduser@laptop:~$ vi /usr/local/hadoop/etc/hadoop/hadoop-env.sh

export JAVA_HOME=/usr/lib/jvm/java-7-openjdk-amd64

Menambahkan pernyataan di atas dalam file hadoop-env.sh memastikan bahwa nilai variabel JAVA_HOME akan tersedia untuk Hadoop kapan pun ia mulai naik.

3. /usr/local/hadoop/etc/hadoop/core-site.xml:
  
File /usr/local/hadoop/etc/hadoop/core-site.xml mengandung sifat konfigurasi yang menggunakan Hadoop ketika memulai.
File ini dapat digunakan untuk menimpa pengaturan default yang Hadoop dimulai dengan.


hduser@laptop:~$ sudo mkdir -p /app/hadoop/tmp
hduser@laptop:~$ sudo chown hduser:hadoop /app/hadoop/tmp
 
Buka file dan masukkan berikut di antara <configuration> </ configuration> tag:

hduser@laptop:~$ vi /usr/local/hadoop/etc/hadoop/core-site.xml


 
  hadoop.tmp.dir
  /app/hadoop/tmp
  A base for other temporary directories.
 

 
  fs.default.name
  hdfs://localhost:54310
  The name of the default file system.  A URI whose
  scheme and authority determine the FileSystem implementation.  The
  uri's scheme determines the config property (fs.SCHEME.impl) naming
  the FileSystem implementation class.  The uri's authority is used to
  determine the host, port, etc. for a filesystem.
 

 
4. /usr/local/hadoop/etc/hadoop/mapred-site.xml



Secara default, / usr / local / Hadoop / etc / Hadoop / folder berisi
/usr/local/hadoop/etc/hadoop/mapred-site.xml.template
File yang harus diganti / disalin dengan nama mapred-site.xml:

hduser@laptop:~$ cp /usr/local/hadoop/etc/hadoop/mapred-site.xml.template /usr/local/hadoop/etc/hadoop/mapred-site.xml

File mapred-site.xml digunakan untuk menentukan kerangka kerja yang digunakan untuk MapReduce.
Kita perlu untuk memasukkan konten berikut di antara <configuration> </ configuration> tag:

 


 
  mapred.job.tracker
  localhost:54311
  The host and port that the MapReduce job tracker runs
  at.  If "local", then jobs are run in-process as a single map
  and reduce task.
  
 



5. /usr/local/hadoop/etc/hadoop/hdfs-site.xml


File /usr/local/hadoop/etc/hadoop/hdfs-site.xml perlu dikonfigurasi untuk setiap host di cluster yang sedang digunakan.
Hal ini digunakan untuk menentukan direktori yang akan digunakan sebagai namenode dan datanode pada host itu.


Sebelum mengedit file ini, kita perlu membuat dua direktori yang akan berisi namenode dan datanode untuk instalasi Hadoop ini.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan perintah berikut:


hduser@laptop:~$ sudo mkdir -p /usr/local/hadoop_store/hdfs/namenode
hduser@laptop:~$ sudo mkdir -p /usr/local/hadoop_store/hdfs/datanode
hduser@laptop:~$ sudo chown -R hduser:hadoop /usr/local/hadoop_store
 
Buka file dan masukkan konten berikut di antara <configuration> </ configuration> tag:

hduser@laptop:~$ vi /usr/local/hadoop/etc/hadoop/hdfs-site.xml


 
  dfs.replication
  1
  Default block replication.
  The actual number of replications can be specified when the file is created.
  The default is used if replication is not specified in create time.
  
 
 
   dfs.namenode.name.dir
   file:/usr/local/hadoop_store/hdfs/namenode
 
 
   dfs.datanode.data.dir
   file:/usr/local/hadoop_store/hdfs/datanode
 

Langkah ketujuh
Format Filesystem Hadoop Baru

Sekarang, sistem file Hadoop perlu diformat sehingga kita dapat mulai menggunakannya. Perintah Format harus dikeluarkan dengan izin menulis karena menciptakan direktori saat
bawah / usr / folder / hadoop_store / HDFS / namenode lokal:

hduser@laptop:~$ hadoop namenode -format
DEPRECATED: Use of this script to execute hdfs command is deprecated.
Instead use the hdfs command for it.

15/04/18 14:43:03 INFO namenode.NameNode: STARTUP_MSG: 
/************************************************************
STARTUP_MSG: Starting NameNode
STARTUP_MSG:   host = laptop/192.168.1.1
STARTUP_MSG:   args = [-format]
STARTUP_MSG:   version = 2.6.0
STARTUP_MSG:   classpath = /usr/local/hadoop/etc/hadoop
...
STARTUP_MSG:   java = 1.7.0_65
************************************************************/
15/04/18 14:43:03 INFO namenode.NameNode: registered UNIX signal handlers for [TERM, HUP, INT]
15/04/18 14:43:03 INFO namenode.NameNode: createNameNode [-format]
15/04/18 14:43:07 WARN util.NativeCodeLoader: Unable to load native-hadoop library for your platform... using builtin-java classes where applicable
Formatting using clusterid: CID-e2f515ac-33da-45bc-8466-5b1100a2bf7f
15/04/18 14:43:09 INFO namenode.FSNamesystem: No KeyProvider found.
15/04/18 14:43:09 INFO namenode.FSNamesystem: fsLock is fair:true
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.DatanodeManager: dfs.block.invalidate.limit=1000
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.DatanodeManager: dfs.namenode.datanode.registration.ip-hostname-check=true
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: dfs.namenode.startup.delay.block.deletion.sec is set to 000:00:00:00.000
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: The block deletion will start around 2015 Apr 18 14:43:10
15/04/18 14:43:10 INFO util.GSet: Computing capacity for map BlocksMap
15/04/18 14:43:10 INFO util.GSet: VM type       = 64-bit
15/04/18 14:43:10 INFO util.GSet: 2.0% max memory 889 MB = 17.8 MB
15/04/18 14:43:10 INFO util.GSet: capacity      = 2^21 = 2097152 entries
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: dfs.block.access.token.enable=false
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: defaultReplication         = 1
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: maxReplication             = 512
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: minReplication             = 1
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: maxReplicationStreams      = 2
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: shouldCheckForEnoughRacks  = false
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: replicationRecheckInterval = 3000
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: encryptDataTransfer        = false
15/04/18 14:43:10 INFO blockmanagement.BlockManager: maxNumBlocksToLog          = 1000
15/04/18 14:43:10 INFO namenode.FSNamesystem: fsOwner             = hduser (auth:SIMPLE)
15/04/18 14:43:10 INFO namenode.FSNamesystem: supergroup          = supergroup
15/04/18 14:43:10 INFO namenode.FSNamesystem: isPermissionEnabled = true
15/04/18 14:43:10 INFO namenode.FSNamesystem: HA Enabled: false
15/04/18 14:43:10 INFO namenode.FSNamesystem: Append Enabled: true
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: Computing capacity for map INodeMap
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: VM type       = 64-bit
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: 1.0% max memory 889 MB = 8.9 MB
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: capacity      = 2^20 = 1048576 entries
15/04/18 14:43:11 INFO namenode.NameNode: Caching file names occuring more than 10 times
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: Computing capacity for map cachedBlocks
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: VM type       = 64-bit
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: 0.25% max memory 889 MB = 2.2 MB
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: capacity      = 2^18 = 262144 entries
15/04/18 14:43:11 INFO namenode.FSNamesystem: dfs.namenode.safemode.threshold-pct = 0.9990000128746033
15/04/18 14:43:11 INFO namenode.FSNamesystem: dfs.namenode.safemode.min.datanodes = 0
15/04/18 14:43:11 INFO namenode.FSNamesystem: dfs.namenode.safemode.extension     = 30000
15/04/18 14:43:11 INFO namenode.FSNamesystem: Retry cache on namenode is enabled
15/04/18 14:43:11 INFO namenode.FSNamesystem: Retry cache will use 0.03 of total heap and retry cache entry expiry time is 600000 millis
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: Computing capacity for map NameNodeRetryCache
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: VM type       = 64-bit
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: 0.029999999329447746% max memory 889 MB = 273.1 KB
15/04/18 14:43:11 INFO util.GSet: capacity      = 2^15 = 32768 entries
15/04/18 14:43:11 INFO namenode.NNConf: ACLs enabled? false
15/04/18 14:43:11 INFO namenode.NNConf: XAttrs enabled? true
15/04/18 14:43:11 INFO namenode.NNConf: Maximum size of an xattr: 16384
15/04/18 14:43:12 INFO namenode.FSImage: Allocated new BlockPoolId: BP-130729900-192.168.1.1-1429393391595
15/04/18 14:43:12 INFO common.Storage: Storage directory /usr/local/hadoop_store/hdfs/namenode has been successfully formatted.
15/04/18 14:43:12 INFO namenode.NNStorageRetentionManager: Going to retain 1 images with txid >= 0
15/04/18 14:43:12 INFO util.ExitUtil: Exiting with status 0
15/04/18 14:43:12 INFO namenode.NameNode: SHUTDOWN_MSG: 
/************************************************************
SHUTDOWN_MSG: Shutting down NameNode at laptop/192.168.1.1
************************************************************/

Perhatikan bahwa perintah-format Hadoop namenode harus dieksekusi sekali sebelum kita mulai menggunakan Hadoop.
Jika perintah ini dijalankan lagi setelah Hadoop telah digunakan, itu akan menghancurkan semua data pada sistem file Hadoop.


Langkah kedelapan

Memulai Hadoop

Sekarang saatnya untuk memulai yang baru diinstal node cluster tunggal.
Kita bisa menggunakan start-all.sh atau
(start-dfs.sh dan start-yarn.sh)

k@laptop:~$ cd /usr/local/hadoop/sbin

k@laptop:/usr/local/hadoop/sbin$ ls
distribute-exclude.sh    start-all.cmd        stop-balancer.sh
hadoop-daemon.sh         start-all.sh         stop-dfs.cmd
hadoop-daemons.sh        start-balancer.sh    stop-dfs.sh
hdfs-config.cmd          start-dfs.cmd        stop-secure-dns.sh
hdfs-config.sh           start-dfs.sh         stop-yarn.cmd
httpfs.sh                start-secure-dns.sh  stop-yarn.sh
kms.sh                   start-yarn.cmd       yarn-daemon.sh
mr-jobhistory-daemon.sh  start-yarn.sh        yarn-daemons.sh
refresh-namenodes.sh     stop-all.cmd
slaves.sh                stop-all.sh

k@laptop:/usr/local/hadoop/sbin$ sudo su hduser

hduser@laptop:/usr/local/hadoop/sbin$ start-all.sh
hduser@laptop:~$ start-all.sh
This script is Deprecated. Instead use start-dfs.sh and start-yarn.sh
15/04/18 16:43:13 WARN util.NativeCodeLoader: Unable to load native-hadoop library for your platform... using builtin-java classes where applicable
Starting namenodes on [localhost]
localhost: starting namenode, logging to /usr/local/hadoop/logs/hadoop-hduser-namenode-laptop.out
localhost: starting datanode, logging to /usr/local/hadoop/logs/hadoop-hduser-datanode-laptop.out
Starting secondary namenodes [0.0.0.0]
0.0.0.0: starting secondarynamenode, logging to /usr/local/hadoop/logs/hadoop-hduser-secondarynamenode-laptop.out
15/04/18 16:43:58 WARN util.NativeCodeLoader: Unable to load native-hadoop library for your platform... using builtin-java classes where applicable
starting yarn daemons
starting resourcemanager, logging to /usr/local/hadoop/logs/yarn-hduser-resourcemanager-laptop.out
localhost: starting nodemanager, logging to /usr/local/hadoop/logs/yarn-hduser-nodemanager-laptop.out

 Kita bisa memeriksa apakah itu benar-benar berdiri dan berjalan:
 
hduser@laptop:/usr/local/hadoop/sbin$ jps
9026 NodeManager
7348 NameNode
9766 Jps
8887 ResourceManager
7507 DataNode

Output berarti bahwa kita sekarang memiliki contoh fungsional Hadoop berjalan pada VPS kami (Virtual private server).

Cara lain untuk memeriksa adalah menggunakan netstat:


hduser@laptop:~$ netstat -plten | grep java
(Not all processes could be identified, non-owned process info
 will not be shown, you would have to be root to see it all.)
tcp        0      0 0.0.0.0:50020           0.0.0.0:*               LISTEN      1001       1843372     10605/java      
tcp        0      0 127.0.0.1:54310         0.0.0.0:*               LISTEN      1001       1841277     10447/java      
tcp        0      0 0.0.0.0:50090           0.0.0.0:*               LISTEN      1001       1841130     10895/java      
tcp        0      0 0.0.0.0:50070           0.0.0.0:*               LISTEN      1001       1840196     10447/java      
tcp        0      0 0.0.0.0:50010           0.0.0.0:*               LISTEN      1001       1841320     10605/java      
tcp        0      0 0.0.0.0:50075           0.0.0.0:*               LISTEN      1001       1841646     10605/java      
tcp6       0      0 :::8040                 :::*                    LISTEN      1001       1845543     11383/java      
tcp6       0      0 :::8042                 :::*                    LISTEN      1001       1845551     11383/java      
tcp6       0      0 :::8088                 :::*                    LISTEN      1001       1842110     11252/java      
tcp6       0      0 :::49630                :::*                    LISTEN      1001       1845534     11383/java      
tcp6       0      0 :::8030                 :::*                    LISTEN      1001       1842036     11252/java      
tcp6       0      0 :::8031                 :::*                    LISTEN      1001       1842005     11252/java      
tcp6       0      0 :::8032                 :::*                    LISTEN      1001       1842100     11252/java      
tcp6       0      0 :::8033                 :::*                    LISTEN      1001       1842162     11252/java      


Langkah kesembilan

Menghentikan Hadoop

$ pwd
/usr/local/hadoop/sbin

$ ls
distribute-exclude.sh  httpfs.sh                start-all.sh         start-yarn.cmd    stop-dfs.cmd        yarn-daemon.sh
hadoop-daemon.sh       mr-jobhistory-daemon.sh  start-balancer.sh    start-yarn.sh     stop-dfs.sh         yarn-daemons.sh
hadoop-daemons.sh      refresh-namenodes.sh     start-dfs.cmd        stop-all.cmd      stop-secure-dns.sh
hdfs-config.cmd        slaves.sh                start-dfs.sh         stop-all.sh       stop-yarn.cmd
hdfs-config.sh         start-all.cmd            start-secure-dns.sh  stop-balancer.sh  stop-yarn.sh



Kami menjalankan stop-all.sh atau (stop-dfs.sh dan stop-yarn.sh) untuk menghentikan semua daemon yang berjalan pada komputer kita:

hduser@laptop:/usr/local/hadoop/sbin$ pwd
/usr/local/hadoop/sbin
hduser@laptop:/usr/local/hadoop/sbin$ ls
distribute-exclude.sh  httpfs.sh                start-all.cmd      start-secure-dns.sh  stop-balancer.sh    stop-yarn.sh
hadoop-daemon.sh       kms.sh                   start-all.sh       start-yarn.cmd       stop-dfs.cmd        yarn-daemon.sh
hadoop-daemons.sh      mr-jobhistory-daemon.sh  start-balancer.sh  start-yarn.sh        stop-dfs.sh         yarn-daemons.sh
hdfs-config.cmd        refresh-namenodes.sh     start-dfs.cmd      stop-all.cmd         stop-secure-dns.sh
hdfs-config.sh         slaves.sh                start-dfs.sh       stop-all.sh          stop-yarn.cmd
hduser@laptop:/usr/local/hadoop/sbin$ 
hduser@laptop:/usr/local/hadoop/sbin$ stop-all.sh
This script is Deprecated. Instead use stop-dfs.sh and stop-yarn.sh
15/04/18 15:46:31 WARN util.NativeCodeLoader: Unable to load native-hadoop library for your platform... using builtin-java classes where applicable
Stopping namenodes on [localhost]
localhost: stopping namenode
localhost: stopping datanode
Stopping secondary namenodes [0.0.0.0]
0.0.0.0: no secondarynamenode to stop
15/04/18 15:46:59 WARN util.NativeCodeLoader: Unable to load native-hadoop library for your platform... using builtin-java classes where applicable
stopping yarn daemons
stopping resourcemanager
localhost: stopping nodemanager
no proxyserver to stop




Tampilan Web Hadoop
Mari kita mulai dengan Hadoop lagi dan melihat Web UI:

hduser@laptop:/usr/local/hadoop/sbin$ start-all.sh  

http: // localhost: 50070 / - web UI dari daemon NameNode 

 


 
Copyright © 2011. COMASTNET - All Rights Reserved