Headlines News :

POPULAR POST

Load Balancing Koneksi


Mempunyai koneksi internet lebih dari satu saat ini sudah biasa, terlebih bagi pengusaha warnet, hal ini juga didukung dengan semakin mudah dan murahnya koneksi internet.
Untuk menggunakan kedua koneksi tersebut secara bersamaan kita bisa memanfaatkan fasilitas load balancing. Kita membutuhkan iproute2 untuk melakukan hal tersebut.
Untuk kasus yang saya hadapi adalah, dua koneksi kedua – duanya menggunakan telkom speedy, dialnya via modem, soalnya ditempat ini sering putus sehingga ipnya sering ilang jadi default gw juga ilang praktis load balancingnya jadi macet :((. Eth0 adalah jaringan LAN, eth1 dan eth2 interface untuk koneksi speedy.
Split Access
Yang pertama sekali dilakukan adalah mendefenisikan keluar masuknya akses dari jalur yang sama. Untuk itu kita butuhkan sedikit modifikasi di file /etc/iproute2/rt_tables
Tambahkan saja di bagian bawah dari file tersebut baris berikut ini :
10 speedy1
20 speedy2
Simpan dan keluar :D.
Berikut adalah beberapa variable yang digunakan untuk kepentingan load balancing script :D
$T1 = speedy1
$IF1 = eth1
$IP1 = 192.168.1.253
$P1_NET = 192.168.1.0/24
$GW1 = 192.168.1.254
demikian juga untuk interface berikutnya :
$T2 = speedy2
$IF2 = eth2
$IP2 = 192.168.2.253
$P2_NET = 192.168.2.0/24
$GW2 = 192.168.2.254
$T1, $T2 adalah nama tabel yang telah didefenisikan di file rt_tables
$IF1, $IF2 adalah interface dari koneksi yang akan diload balancingkan
$IP1, IP2 ip dari interface $IF1 dan IF2 dalam hal ini 192.168.1.253 dan 192.168.2.253
$P1_NET, $P2_NET ip network dari kedua interface
$GW1, $GW2 gateway dari IP $IP1 dan $IP2 sesuaikan dengan keperluan, untuk kondisi yang saya gunakan adalah 192.168.1.254 dan 192.168.2.254
Selanjutnya adalah menambahkannya di routing table seperti ini :
ip route add $P1_NET dev $IF1 src $IP1 table $T1
ip route add default via $GW1 table $T1
ip route add $P2_NET dev $IF2 src $IP2 table $T2
ip route add default via $GW2 table $T2
Selanjutnya adalah mengeset main routing table :
ip route add $P1_NET dev $IF1 src $IP1
ip route add $P2_NET dev $IF2 src $IP2
Selanjutnya mengeset routing rules
ip rule add from $IP1 table $T1
ip rule add from $IP2 table $T2
Load Balancing
Tugas berikutnya adalah menentukan gateway, biasanya kita mengeset gateway hanya untuk satu buah ip / interface namun kali ini kita akan menggunakan dua ip (kalau cuma satu ngapain pake dua koneksi internet :P )
Perintahnya seperti ini :
ip route add default scope global nexthop via $GW1 dev $IF1 weight 1 \
nexthop via $GW2 dev $IF2 weight 1
Pengecekan
Setelah melakukan setting, selanjutnya adalah memastikan bahwa load balancing yang kita buat berfungsi. Cek gateway dengan perintah :
ip r l
Jika menampilkan hasil seperti dibawah ini, maka kemungkinan load balancing sudah berhasil di set.
default 
 nexthop via 192.168.10.254  dev eth1 weight 1
 nexthop via 192.168.20.254  dev eth2 weight 1
Untuk memastikannnya silahkan gunakan iptraf dan pilih general interface statistics, akses ke internet (sebaiknya dengan banyak window terbuka) dan lihat activity dari interface yang digunakan untuk keluar, jika berhasil, terdapat activity pada kedua interface tersebut.

Script lengkap loadbalancing :
#!/bin/sh

# Parameter
 - parameter

# Koneksi ke modem adsl via eth1
T1 = speedy1
IF1=eth1
IP1=192.168.10.253
GW1=192.168.10.254
P1_NET=192.168.10.0/24


# Koneksi ke modem adsl via eth2
T2 = speedy2
IF2=eth2
IP2=192.168.20.253
GW2=192.168.20.254
P2_NET=192.168.20.0/24

ip route add $P1_NET dev $IF1 src $IP1 table $T1
ip route add default via $GW1 table $T1
ip route add $P2_NET dev $IF2 src $IP2 table $T2
ip route add default via $GW2 table $T2

ip route del default

ip route add $P1_NET dev $IF1 src $IP1
ip route add $P2_NET dev $IF2 src $IP2

ip rule add from $IP1 table $T1
ip rule add from $IP2 table $T2

ip route add default scope global nexthop via $GW1 dev $IF1 weight 1 \
            nexthop via $GW2 dev $IF2 weight 1

#end of script :D 
 

RT/RW NET


1. PENGERTIAN
RT/RW-Net adalah jaringan komputer swadaya masyarakat dalam ruang lingkup wilayah yang kecil, melalui jalur kabel atau Wireless 2.4 Ghz. RTRW Net merupakan salah satu bentuk komunikasi rakyat yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah.

Istilah RT/RW-net pertama kali digunakan sekitar tahun 1996-an oleh para mahasiswa di Universitas Muhammadyah Malang (UMM), seperti Nasar, Muji yang menyambungkan kos-kos-an mereka ke kampus UMM yang tersambung ke jaringan AI3 Indonesia melalui GlobalNet di Malang dengan gateway Internet di ITB. Sambungan antara RT/RW-net di kos-kosan ke UMM dilakukan menggunakan walkie talkie di VHF band 2 meter pada kecepatan 1200bps. Hal tersebut, diutarakan oleh Bino, waktu itu masih bekerja di GlobalNet, secara bercanda para mahasiswa Malang ini menamakan jaringan mereka RT/RW-net karena memang di sambungkan ke beberapa rumah di sekitar kos-kosan mereka.

2. KONSEP
Konsep RT-RW-Net sebetulnya sama dengan konsep Warnet. Pemilik RT/RWNet akan membeli atau menyewa bandwith dari penyedia internet / ISP (Internet Service Provider) misalkan Telkom, Indosat atau Indonet, lalu dijual kembali ke pelanggan. Yang membedakan antara Warnet dengan RTRW Net adalah tempat pelanggan berada. Pelanggan RTRW Net menggunakan internet di rumah masing-masing, tidak di tempat RTRWNet tersebut berada.

Apakah RT/RW Net ini Murah ? Jawabanya adalah iya. Sebagai contoh, misalkan kita berlangganan Speedy untuk paket 1024Kb yang harganya Rp. 700 ribuan/perbulan, kemudian dishare untuk 10 orang, maka dalam sebulan setiap orang hanya akan membayar kurang lebih 70 ribu rupiah untuk akses internet berkecepatan up to 1024Kbps. Biaya tersebut tentu sangat murah karena pelanggan akan bebas menggunakan internet selama 24 jam sehari selama sebulan penuh.

Andaikan biaya tersebut dibulatkan menjadi 100 ribu/bulan//pelanggan -sebagai tambahan untuk biaya listirk dan perawatan peralatan, misalkan- maka sama artinya dengan setiap pelanggan hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp.3.300,-/hari atau Rp.138,-/Jam. Bandingkan dengan biaya akses internet di warnet……

3. TUJUAN

Tujuan terpenting dalam pembangunan RTRW Net ini adalah Turut serta dalam pengembangan internet murah di masyarakat serta Membangun komunitas yang sadar akan kehadiran Teknologi Informasi dan Internet

4. TOPOLOGI DAN KEBUTUHAN PERANGKAT

Secara Sederhana, topologi dalam sebuah RTRW Net adalah sebagai berikut :

Sumber Koneksi Internet >> Modem >> Pemancar Wifi >> Antena >> Client

Kebutuhan Perangkat Standar :
1. Modem/router, disesuaikan dengan sumber koneksi internet
2. Pemancar Wifi dan perlengkapannya, yang meliputi :

- Radio Akses Point
- Box Outdoor sebagai wadah Radio Akses Point. Perangkat ini wajib ada, jika AP yang digunakan adalah AP Indoor, bukan AP outdoor.
- PoE/Power over Ethernet, alat untuk memisahkan antara jalur data dengan jalur catu daya pada sebuah kabel jaringan/ethernet. Jika menggunakan AP outdoor, hanya dibutuhkan satu buah PoE, sementara kalo menggunakan AP Indoor, dibutuhkan PoE splitter yang terdiri dari sepasang (dua buah) PoE yang dipasang di bawah (dekat adaptor) dan di atas (dekat radio AP)
- Pigtail. Berfungsi untuk menyambungkan antara AP dengan Antena. Bentuknya berupa kabel coaxial sepanjang 30 – 60 cm dengan masing-masing konektor pada ujung-ujungnyanya. Tidak semua AP memerlukan pigtail ini. Beberapa produk Ubiquity seri Bullet tidak memerlukan pigtail lagi, karena AP dapat langsung disambungkan dengan konektor antena.
- Antena. Berfungsi menyebarkan signal dari radio AP. Alat ini sangat penting fungsinya dalam sebuah jaringan wireless, karena akan sangat menentukan kualitas signal yang dapat ditangkap oleh klien.
- Client. Dapat berupa Laptop dengan card wifi bawaannya, USB Wifi atau radio akses point yang diset sebagai client.

Dengan peralatan seperti diatas, kita sudah dapat mengawali sebuah usaha RTRW Net. Untuk optimalisasi dan manajemen jaringan wireless yang lebih baik, beberapa rekan menambahkan peralatan sebagai berikut :

1. Routerboard Mikrotik, digunakan sebagai manajemen bandwidth, otentifikasi client, hotspot login dll
2. Switch HUB, untuk membagi koneksi dari Modem atau dari routerboard mikrotik
3. Komputer Server yang difungsikan sebagai mesin Proxy, url filter dan lain sebagainya

Dengan menggunakan patokan topologi diatas, kita sudah bisa mulai berhitung berapa nilai investasi yang kita butuhkan untuk memulai usaha RTRW Net ini. Simulasinya dapat dilihat pada contoh berikut :

1. Akses Point Bullet M2HP, dengan adaptor dan PoE, kisaran harga Rp. 800.000,-
2. Antena Omni Hyperlink, harga kisaran Rp. 1.100.000,-
3. Kabel UTP kualitas standart, kisaran harga Rp. 3500/meter x 15 meter = Rp.52.500,-
4. Konektor RJ-45 @ 2.500/buah x 4 = Rp. 10.000,-
5. Tiang antena Pipa Galvanis ukuran 1 Inch dan 1.25 Inch + pemasangan Rp. 400.000,-
--------------------------------------------------------------------Total : Rp. 2.362.500,-

Keterangan : Asumsi sumber koneksi menggunakan Telkom Speedy, yang dalam paket pemasangannnya sudah diberikan Modem gratis.

Perangkat pemancar Wifi diatas adalah perangkat yang banyak direkomendasikan oleh rekan-rekan yang telah menggeluti usaha RTRW Net ini. Hampir semua rekan sepakat untuk menunjuk Bullet M2HP sebagai rekomendasi utama mereka untuk dijadikan sebagai Main AP. pertimbangannya adalah karena praktis, tidak membutuhkan box outdoor dan pigtail, processor dan memori yang cukup tinggi dan power yang cukup besar. Untuk antena AP, selain merk Hyperlink, beberapa rekan juga merekomendasikan Omni Slotted, Omni TPLink dan Omni Fulbond.

Betulkah LINUX BEBAS VIRUS??? Jawabnya TIDAK.. tapi ada TAPI-nya…

  • tidak seperti di windows, virus di linux sangat sulit untuk berkembang karena sejak awal linux dibuat untuk lingkungan multi user
  • jadi jika ada pengguna linux yang terkena virus, maka virus tersebut akan sulit menginfeksi file2 lain milik pengguna lain di komputer tersebut 
  • di linkungan linux, kecuali root, seorang pengguna –termasuk virus– hanya dapat memodifikasi file- file miliknya saja
  • jikalau ada sebuah virus yang bisa berkembang di linux, ini akibat dari adanya celah keamanan dari linux tersebut, solusinya …
  • solusinya bukan dengan menginstall antivirus, tapi membenahi atau menutup celah keamanan dari linux tersebut
  • kalau pun linux lebih dulu familiar dari windows, maka tetap saja virus di linux jauh lebih sulit berkembang dibandingkan di windows …
  • jadi saya tidak sependapat bahwa virus jauh lebih banyak berkembang di windows karena para pembuat virus mengincar OS yg familiar :)
  • lebih2 karena distro2 linux saat ini sudah terinstall dalam kondisi siap pakai, sehingga pengguna linux tidak terlalu butuh menginstall program tambahan
  • kalau pun installasi linux butuh program tambahan, program ini bisa didapat langsung dari repository yang disediakan distro masing - masing
  • kalau para pembuat virus memang mengejar dampak kerusakan yang luar biasa, maka yang diincar harusnya os berbasis linux. mengapa coba?
  • mayoritas web server di dunia dibangun diatas os berbasis linux, maka jika ada yang bisa membuat virus di linux dampaknya sgt luar biasa :)
  • yang sialnya, microsoft sebagai pembuat windows tidak mau bertanggung jawab terhadap kemudahan berkembangnya virus di os-nya tersebut :(
  • malah microsoft lagi-lagi merepotkan usernya untuk menggunakan antivirus untuk mengatasi masalahnya tersebut
  • jadi sekali lagi, apakah linux bebas virus? jawabnya tidak. tapi virus di linux sangat sulit untuk berkembang
 
Copyright © 2011. COMASTNET - All Rights Reserved